Senin 03 Aug 2020 04:58 WIB

Tafsir Qaradhawi Atas Dajjal dan Cara Terhindar Fitnahnya

Syekh Yusuf Qaradhawi mempunyai tafsir tersendiri atas siapa Dajjal.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Yusuf Qaradhawi mempunyai tafsir tersendiri atas siapa Dajjal. Dajjal/ilustrasi
Foto: conmedisys.com
Syekh Yusuf Qaradhawi mempunyai tafsir tersendiri atas siapa Dajjal. Dajjal/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Di antara tanda datangnya kiamat adalah kehadiran Dajjal. Ada sejumlah tafsiran tentang siapa Dajjal.

Dr Yusuf Qordhowi dalam kitab Sunnah Rasul menyebutkan Dajjal sebagai sosok yang digunakan Allah SWT untuk menguji hamba-hamba-Nya pada masa penuh fitnah. Dengan hadirnya Dajjal, orang-orang yang benar-benar mengikuti sunnah Rasul SAW akan tampak. Begitu pula, siapa pun yang munafik atau kafir akan jelas. Mereka berbondong-bondong menjadi pengikut Dajjal. 

Sebagaimana diceritakan dalam hadits, di antara kemahiran tipu daya Dajjal ialah kemampuannya menyulap' kebenaran dengan kebatilan. Begitu pula sebaliknya. Dajjal disebutkan keluar membawa air dan api. Nabi SAW bersabda, Sungguh, aku tahu apa yang ada bersama Dajjal, bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Salah satunya secara kasat mata berupa air putih, dan yang lainnya secara kasat mata berupa api yang bergejolak.

Bila ada yang menjumpainya, hendaklah mendatangi yang ia lihat berupa api dan hendaklah menutup mata, kemudian hendaklah menundukkan kepala lalu meminumnya. Karena, sesungguhnya itu adalah air dingin. (HR Muslim).

Yang dilihat manusia sebagai api, sebenarnya air. Sedangkan, apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya adalah api. Rekayasa Dajjal semakin sempurna karena bersamanya ada dukungan materi yang melimpah. Melalui dua hal initipu muslihat dan iming-iming materi Dajjal hadir memperdaya umat manusia. Oleh karena itu, mayoritas pengikut Dajjal adalah mereka yang tidak memiliki kemampuan memilih antara yang hak dan batil.

Rasulullah SAW memberi tuntunan kepada kita untuk menghadapi fitnah Dajjal. Caranya dengan berdoa, memohon kepada Allah SWT. Jangan sok-sokan dengan kemampuan diri sendiri. Pesan beliau SAW terkait hal itu ialah segera menyingkir dari cakupan fitnah Dajjal:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ، مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ

"Siapa yang mendengar keberadaan Dajjal, hendaknya dia menjauh darinya. Sungguh demi Allah! Ada seorang mendatanginya dalam keadaan dia mengira bahwasanya dia itu beriman. Namun, pada akhirnya dia malah menjadi pengikutnya disebabkan syubhat-syubhat yang dia (Dajjal) sampaikan." (HR Ahmad).

Untuk mengantisipasi fitnah Dajjal, Rasulullah mengajarkan tentang amalanamalan. Misalnya, membaca 10 ayat pertama surah al-Kahfi. Sabda beliau:  

فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الكَهْفِ 

"Siapa di antara kalian yang menjumpainya (Dajjal), bacalah di hadapannya pembukaan surat al-Kahfi. (HR Muslim).

Cara lainnya, yakni memanjatkan doa kepada Allah, yakni setelah selesai tasyahhud akhir atau sebelum salam dalam sholat. Teksnya sebagaimana dikutip dari hadits riwayat Imam Muslim yakni:

اللهم إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannam, wamin adzaabil qobri, wamin fitnatil mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal."

(Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, dari fitnah kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari fitnah al-masih ad-Dajjal). Meski di antara kita tidak ada yang tahu kapan Dajjal itu akan muncul, seyogianya kita tetap berhati-hati.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement