Ahad 01 Nov 2020 14:16 WIB

BRI Hadirkan Teknologi Simplifikasi Layanan BRIBrain

Transformasi inovasi dilakukan agar perseroan dapat melayani masyarakat secara cepat

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya melakukan transformasi inovasi layanan perbankan.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya melakukan transformasi inovasi layanan perbankan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya melakukan transformasi inovasi layanan perbankan. Salah satu terobosan yang dilakukan perseroan yakni penggunaan BRIBrain, dengan menghadirkan simplifikasi layanan pada era industri 4.0.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan transformasi inovasi dilakukan agar perseroan dapat terus melayani masyarakat secara cepat serta sesuai kebutuhan zaman. BRIBrain adalah platform artificial intelligence dan machine learning yang digunakan BRI untuk menyimpan, memproses, dan mengonsolidasikan segala informasi dari berbagai sumber. Melalui BRIBrain, layanan keuangan yang dihadirkan BRI untuk nasabah dapat lebih terukur, terjaga kualitasnya, minim risiko, dan bisa diberikan secara efisien.

Baca Juga

“BRIBrain adalah ‘otak’ BRI untuk mengambil keputusan dan membuat BRIScore secara presisi. Penggunaan BRIBrain sejalan dengan niat kami menjadi perseroan yang bergerak cepat dan juga harus sesuai data (data driven). Dengan BRIBrain, keputusan bisnis dapat kami ambil secara lebih tepat, cepat, dan menjangkau lebih luas masyarakat, terutama pelaku UMKM sebagai nasabah terbesar BRI,” ” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (1/11).

Sunarso menjelaskan ada empat manfaat yang muncul dari kehadiran BRIBrain untuk meningkatkan kualitas layanan BRI. Adapun manfaat pertama ada pada sistem penilaian BRILink (BRILink Score).

“Karena BRIBrain, penilaian kelayakan calon Agen BRILink dapat dilakukan secara praktis,” ucapnya.

Kedua BRIBRain membuat proses penilaian kredit (credit scoring) BRI berjalan lebih akurat. Nantinya melalui pendekatan machine learning, penilaian kelayakan kredit calon debitur bisa dilakukan secara lebih cepat dan minim risiko.

“Karena proses yang cepat, maka persetujuan dan pencairan pinjaman bisa dilakukan secara instan, dan risiko kredit macet bisa diminimalisir. Kami sudah bisa mencairkan pinjaman digital tanpa perlu bertatap muka dengan calon nasabah. Proses pengajuan hingga pencairan kredit juga bisa dilakukan hanya dalam waktu 10 menit, melalui produk seperti Ceria dan Pinang,” ucapnya.

Ketiga BRIBrain membantu BRI memetakan profil nasabah secara cepat. Hal ini membuat pendekatan dan komunikasi yang dilakukan BRI berlangsung secara cepat dan tepat terhadap masing-masing nasabah.

“Pemetaan ini membuat nasabah BRI akan mendapat rekomendasi yang sesuai terkait produk simpanan, pinjaman, atau investasi, serta promo-promo menarik dan terkini dari perseroan,” ucapnya.

Keempat teknologi ini membuat BRI bisa lebih cepat menemukan potensi penipuan atau fraud yang dapat menimpa nasabah atau perseroan. BRIBrain dapat menemukan anomali dan tindak kejahatan yang dialami nasabah saat bertransaksi melalui berbagai kanal.

“BRI dapat melakukan langkah preventif dan memperingatkan nasabah agar berhati-hati dalam melakukan transaksi, dari temuan potensi penipuan yang dikumpulkan BRIBrain. Hal ini membuat para nasabah, pelaku UMKM, dan debitur akan merasa lebih nyaman dan aman ketika mengakses semua layanan keuangan dari BRI,” katanya.

Dengan pemanfaatan dan pengumpulan Big Data secara terintegrasi ini, BRI dapat lebih efisien dan bergerak secara tepat untuk memenuhi seluruh kebutuhan nasabah. “Ke depannya, BRIBrain akan terus berkembang sehingga dapat fokus menyokong upaya BRI meningkatkan inklusi keuangan mulai dari segmen ultra mikro di Indonesia,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement