Rabu 17 Feb 2021 13:21 WIB

Hingga 2024, TNI AU Incar Rafale, F-15, dan Hercules C-130J

Perwakilan Dassault Aviation sudah bertemu Dirjen Pothan Kemenhan di Jakarta.

Pesawat tempur Dassault Rafale milik Angkatan Laut Prancis mendarat di Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Blangbintang, Aceh Besar, Aceh, Ahad (19/5/2019). TNI AU mengincar 36 unit Rafale hingga 2024.
Foto: Antara/Ampelsa
Pesawat tempur Dassault Rafale milik Angkatan Laut Prancis mendarat di Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Blangbintang, Aceh Besar, Aceh, Ahad (19/5/2019). TNI AU mengincar 36 unit Rafale hingga 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar rapat pimpinan TNI di Mabes Cilangkap pada Selasa (17/2). Selain tiga kepala staf, rapim TNI juga dihadiri Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen (Purn) Prabowo Subianto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Salah satu yang dibahas dalam rapim adalah program utama pembangunan kekuatan TNI periode 2012-2024. Berdasarkan dokumen yang beredar di kalangan wartawan, tiga matra TNI menargetkan mendatangkan beberapa jenis alat utama sistem senjata (alutsista) untuk memperkuat postur pertahanan dan sekaligus modernisasi persenjataan.

Untuk TNI AU, rencananya memodernisasi refurbished semua pesawat tempur. Selain itu, mereka juga melakukan pengadaan pesawat tempur dan angkut, seperti 36 unit Dassault Rafale multi role combat aircraft (MRCA), 15 unit F-15EX, 15 unit Hercules C-130J, hingga dua unit multi role tanker transport (MRTT) tanker.

Selai itu, ada pengadaan 30 radar ground-controlled interception (GCI) dan tiga anunmanned aerial vehicle (UAV) system. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma Indan Gilang Buldansyah mengatakan, target pembelian semua alutsista itu bisa terpenuhi atau tidak tergantung Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

"Harapan TNI AU bisa tercapai, namun untuk timeline detail ada di Kemenhan," ujar Indan kepada Republika, Rabu (17/2).

Di antara pengadaan pesawat, untuk Rafale buatan Prancis sudah menunjukkan progresnya. Pada pekan lalu, Vice President Business Development Dassault Aviation, Jean Claude Piccirillo dan Vice President Offset Dassault, Michael Paskoff bertemu dengan Dirjen Potensi Pertahanan  (Pothan) Kemenhan, Mayjen Dadang Hedrayudha di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat.

Menurut Dadang, kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Prancis banyak memberi manfaat bagi kedua belah pihak. Selain itu, juga diharakan dapat memajukan industri pertahanan Indonesia.

Berdasarkan catatan Republika, pertemuan itu sebagai tindak lanjut surat yang diteken Menhan Prabowo kala bertemu Menhan Prancis Florence Party di Paris, Prancis pada 4 Agustus 2020.

Salah satu isi surat itu, Prabowo ingin mengakuisisi beberapa alutsista buatan Prancis, di antaranya pesawat Dassault Rafale, kapal selam Scorpene dan kapal frigate La Fayette, termasuk pengembangan bersama untuk meningkatkan masa pakai pesawat dan kapal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement