Senin 01 Mar 2021 18:11 WIB

Tegar Jalani Kemo, Balita Penderita Tumor Ingin Jadi Polisi

Dia bahkan bahagia saat sepeda motor yang dikendarai ayahnya ditilang polisi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengisi hari pertama kerjanya dengan mengunjungi anak penderita tumor, Senin (1/3).
Foto: Republika/(Lilis Sri Handayani
Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengisi hari pertama kerjanya dengan mengunjungi anak penderita tumor, Senin (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Muhamad Alif Alfatah (3 tahun) duduk dengan tenang di lantai rumahnya yang sederhana di Gang 21, RT 04 RW 04, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Senin (1/3). Tak tampak sedikitpun rasa takut terlihat dari wajah polosnya.

Namun, dari napasnya yang tersengal, terlihat jelas penderitaan yang dialami Alif, demikian balita itu biasa disapa. Perutnya membesar dan mengeras, hingga otot-otot perutnya terlihat menonjol.

Nenek dari Alif, Sofiah (39), menjelaskan, kondisi itu dialami Alif sejak sekitar 1,5 tahun lalu. Saat itu, cucunya terjatuh saat naik odong-odong. Khawatir mengalami gangguan otot, badan cucunya pun dipijat.

Selang beberapa waktu kemudian, perut Alif tampak membesar. Alif pun dibawa ke dokter. Dari hasil pemeriksaan, ternyata Alif menderita tumor.

"Kalau kata dokter sih, tumornya bawaan dari lahir," ujar Sofiah, saat ditemui di rumahnya.

Menurut Sofiah, Alif pernah ditangani di RSUD Indramayu. Setelah itu, cucunya dirujuk ke RSHS Bandung dan mendapat penanganan hampir setahun. Tindakan kemoterapi juga dijalani bocah mungil itu.

"Alif anaknya kuat walau harus menjalani kemoterapi. Dia bilang ingin sembuh karena nanti mau jadi polisi," tutur Sofiah sambil menitikkan air mata.

Sofiah menceritakan, Alif sangat gembira setiap kali melihat ada polisi di jalan raya. Dia bahkan bahagia saat sepeda motor yang dikendarai ayahnya ditilang polisi. Pasalnya, saat itulah dia berkesempatan untuk dekat dengan polisi secara langsung.

Namun, lanjut Sofiah, pengobatan Alif di RSHS Bandung terpaksa terhenti. Pasalnya, kondisi ekonomi keluarganya tak memungkinkan untuk terus membiayai pengobatan Alif di Bandung.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement