Cara Atur Tidur Selama Bulan Ramadhan

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 23 Apr 2021 03:01 WIB

 Cara Atur Tidur Selama Bulan Ramadhan. Foto: Tidur (Ilustrasi) Foto: pxhere Cara Atur Tidur Selama Bulan Ramadhan. Foto: Tidur (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tidur nyenyak sangat penting untuk kesehatan dan fungsi tubuh manusia sehari-hari. Namun, di bulan suci Ramadhan, mendapatkan kuantitas dan kualitas tidur yang tepat bukanlah hal yang mudah. Seseorang yang berpuasa perlu mengatur pola tidurnya selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Namun jangan khawatir, terdapat kiat-kiat yang dapat diikuti dari Konsultan obat tidur dari Rumah Sakit Burjeel, Abu Dhabi,  Supriya Sundaram. Dokter yang sehari-hari beraktivitas sebagai dosen di  strata sarjana dan pascasarjana ini pun telah menjadi Tutor Royal College dalam bidang Kedokteran. Dia merupakan salah satu dokter yang ahli dalam bidang kualitas dan kuantitas tidur yang dibutuhkan tubuh manusia.

Baca Juga

Dilansir di Khaleej Times, Kamis (22/4), Sundaram menjabarkan hasil penelitian yang telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengurangi kewaspadaan, menyebabkan gangguan mood, dan meningkatkan risiko cedera.

Efek puasa intermiten (konsep diet dengan puasa delapan jam penuh tanpa makan dan minum) di bulan Ramadhan yang mempengaruhi tidur juga telah dipelajari secara ekstensif. Tidur memiliki berbagai domain dalam arsitekturnya. Tertidur saat berbaring di tempat tidur disebut latensi tidur, dan ini cenderung meningkat selama bulan suci Ramadhan.

Dia menyebut, puasa Ramadhan juga membuat total waktu tidur seseorang akan berkurang. Perubahan penting lainnya yang terlihat selama Ramadhan adalah hormon tidur-bangun Melatonin. Sementara level Melatonin menunjukkan gelombang yang sama selama bulan suci Ramadhan, levelnya turun secara signifikan dari baseline.

Durasi tidur Rapid Eye Movement (REM) yaitu tidur nyenyak, kata dia, juga berkurang. Semua perubahan ini dikaitkan dengan perubahan pola makan dan minum daripada perubahan asupan energi. Kurang tidur berdampak pada efisiensi dalam melakukan aktivitas kerja.

Baca juga : Benarkah Alquran Akui Ketuhanan Nabi Isa Alaihissalam?

“Ditambah dengan kelelahan di siang hari, peningkatan kecelakaan lalu lintas juga telah dilaporkan karena kurang tidur,” kata dia.

Mendapatkan kualitas tidur yang baik selama Ramadhan merupakan tantangan utama bagi banyak orang. Sundaram menyebut, beberapa saran termasuk tidur siang yang kuat di siang hari layak dilakukan. Namun demikian tidur siang tidak boleh lebih dari 20-25 menit karena seseorang mungkin akan tertidur lelap dan bangun dengan perasaan lebih lelah.

Tidur siang, kata dia, biasanya membantu seseorang yang hendak mengemudi jauh sebelum berbuka puasa. Tidur lebih awal setelah berbuka puasa dan memastikan lingkungan tenang dan gelap juga membantu meningkatkan kualitas fungsi tubuh.

Dia menambahkan, diet juga penting untuk kualitas tidur. Jika makanan berbuka puasa tinggi kalori dan volume, otak dan tubuh akan tetap aktif saat makanan dicerna. Menghindari gorengan dan makanan pedas pasti akan membantu. Hal itu juga dinilai berlaku untuk sahur.

“Karena siklus kafein diubah selama waktu ini, menghindari terlalu banyak kafein akan menjaga kualitas tidur. Minum banyak air sebagai gantinya,” ujar dia.

Adapun seseorang yang berprofesi sebagai pekerja shift dan pekerja layanan darurat perlu perhatian khusus dalam mempertimbangkan waktu tidurnya. Mereka, kata Sundaram, dimungkinkan yang paling terpengaruh selama puasa Ramadhan berlangsung. Menjaga iman dan menjadi efisien dalam melakukan pekerjaan secara beriringan bisa jadi sangat sulit.

“Jadi mereka membutuhkan dukungan dan pengertian kita. Perencanaan yang cermat dari jadwal tidur seseorang di sekitar jadwal kerja akan memastikan Ramadhan sukses dan sehat,” kata Sundaram.

Terpopuler