Jumat 30 Apr 2021 09:43 WIB

Turki Kembali Berlakukan Penguncian Nasional

Penguncian nasional dilakukan dari 29 April hingga 17 Mei.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Jalan kosong di depan Menara Galata selama penguncian di Istanbul, Turki, beberapa waktu lalu.
Foto: EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Jalan kosong di depan Menara Galata selama penguncian di Istanbul, Turki, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki kembali memberlakukan penguncian nasional dari 29 April hingga 17 Mei untuk melawan gelombang ketiga infeksi virus korona. Negara berpenduduk 84 juta orang telah melihat jumlah kematian Covid-19 setiap hari meningkat menjadi sekitar 350 jiwa dalam seminggu terakhir.

Langkah-langkah penguncian akan diberlakukan mulai pukul 19.00 waktu setempat. Langkah ini dirancang untuk menghindari lonjakan lain tentang waktu pertemuan dan perayaan keluarga tradisional yang berlangsung ketika bulan suci Ramadhan berakhir pada pertengahan Mei.

"Kita harus segera mengurangi jumlah kasus menjadi kurang dari 5.000 per hari," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi pada awal pekan dikutip dari Aljazirah.

Sebanyak 40.444 infeksi baru Turki yang dilaporkan pada Rabu (28/4)  adalah yang tertinggi di Eropa. Meski begitu, jumlah ini masih turun dari puncak yang lebih tinggi dengan 60.000 yang dilaporkan awal bulan ini. Jumlah total kasus sejak awal pandemi mencapai 4,75 juta, termasuk 39.398 kematian.

Turki akan memasuki penutupan penuh yang mengharuskan orang untuk tetap di dalam rumah tanpa alasan yang sah dan melihat semua bisnis yang tidak penting ditutup. Perjalanan antar daerah akan dibatasi dan supermarket juga akan ditutup pada akhir pekan untuk pertama kalinya.

Pembatasan baru datang ketika Turki jauh di belakang jadwal inokulasi yang direncanakan setelah mulai dengan cepat pada pertengahan Januari. Ankara telah melakukan 22 juta inokulasi dengan 13,55 juta orang menerima dosis pertama.

Negara tersebut mendorong Cina untuk mempercepat pengiriman vaksin CoronaVac Sinovac setelah mendapatkan kesepakatan untuk 100 juta dosis. Turki juga telah menerima pengiriman pertama vaksin Pfizer-BioNTech dan telah mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk segera memperoleh dan mulai memproduksi Sputnik V secara lokal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement