Selasa 06 Jul 2021 06:49 WIB

Siprus Berhasil Kendalikan Kebakaran Paling Merusak

Empat orang dilaporkan meninggal akibat kebakaran tersebut.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Kebakaran/ilustrasi
Foto: pixabay
Kebakaran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  NICOSIA -- Siprus berhasil mengendalikan kebakaran yang merenggut empat nyawa sejak Senin (5/7). Kobaran api ini paling merusak dalam 61 tahun sejarah Siprus sebagai republik merdeka.

Departemen Kehutanan Siprus mengatakan, lebih dari 600 orang berhasil menahan kobaran api pada Senin pagi. Sebelumnya, api tersebut menghanguskan lebih dari 55 kilometer persegi. Memaksa evakuasi sembilan desa dan membakar rumah, bisnis, kebun buah, dan hutan.

Petugas pemadam kebakaran tetap berada di tempat kejadian jika api menyala kembali di tengah suhu yang mencapai 35 celcius. Mereka telah bergabung dengan petugas polisi, tentara, staf Pertahanan Sipil dan Dinas Margasatwa serta banyak anggota masyarakat yang secara sukarela membantu.

Pihak berwenang mengatakan, lebih dari 70 mobil pemadam kebakaran, 14 buldoser dan banyak tanker air dikerahkan. Sementara sebuah pesawat tak berawak Garda Nasional mengawasi untuk menemukan titik api baru.

Sebanyak sembilan pesawat pemadam kebakaran Siprus, dan helikopter polisi dan Garda Nasional dikerahkan. Dua helikopter dari pangkalan militer Inggris di Siprus juga membantu upaya pemadaman kebakaran, bersama dengan dua pesawat Canadair CL-415 Yunani dan dua pesawat sayap tetap Israel.

Kru pencarian pada Ahad (4/7) menemukan jasad empat orang yang diyakini sebagai pekerja Mesir di luar Desa Orou di tepi selatan pegunungan Troodos utama Siprus. Orang-orang itu, berusia 22 hingga 29 tahun, hilang pada Sabtu sore ketika kebakaran terjadi di luar desa terdekat, Arakapas, dan menyebar dengan cepat di tengah angin kencang.

Para pejabat mengatakan, keempatnya mencoba melarikan diri dari api di sepanjang jalur gunung yang tanah. Namun, truk kecil mereka membelok dari jalan dan jatuh ke tanggul. Mereka mencoba melarikan diri dengan berjalan kaki, tetapi tidak berhasil.

Beberapa penduduk yang kehilangan rumah dan harta benda karena kebakaran menghabiskan semuanya. Orang-orang diizinkan kembali ke rumah mereka setelah desa mereka dinyatakan aman.

Presiden Nicos Anastasiades menyebut, kebakaran itu tragedi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Siprus. Kehancuran besar sebelumnya ditimbulkan oleh perang 1974 yang memisahkan pulau itu menurut garis etnis setelah Turki menyerbu sebagai tanggapan atas kudeta yang ditujukan untuk persatuan dengan Yunani.

Anastasiades yang mengunjungi desa-desa yang dilanda kebakaran pada akhir pekan, menjanjikan bantuan. Pemerintah akan segera menyalurkan bantuan kepada petani dan pemilik rumah yang kehilangan hasil panen dan harta benda serta keluarga mereka yang tewas dalam kebakaran tersebut.

Juru bicara polisi Christos Andreou mengatakan, seorang pria berusia 67 tahun sedang diselidiki atas tuduhan pembakaran. Dia mengatakan lebih dari satu saksi telah melihat pria itu meninggalkan kebunnya sesaat sebelum kebakaran terjadi di sana. Pengadilan memerintahkan agar dia tetap ditahan selama delapan hari.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement