Kamis 02 Sep 2021 23:08 WIB

Pos Koramil Maybrat Diserang, Pangdam Minta Warga Tenang

Penyerangan terhadap pos Koramil Maybarat mengakibatkan empat anggota TNI gugur.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari, Mayjen I Nyoman Cantiasa.
Foto: Dok Dispenad
Panglima Kodam (Pangdam) XVIII/Kasuari, Mayjen I Nyoman Cantiasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat orang anggota TNI meninggal dunia akibat penyerangan yang terjadi di Pos Persiapan Koramil Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (2/9) dini hari. Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa pun meminta kepada seluruh masyarakat Papua Barat, khususnya warga Aifat agar tetap tenang.

"Saya selaku Pangdam XVIII Kasuari akan menjamin keamanan wilayah Provinsi Papua Barat," kata Cantiasa kepada wartawan, Kamis (2/9).

Baca Juga

Cantiasa mengatakan, aksi ini dilakukan oleh sekitar 30 orang lebih dengan menggunakan senjata tajam jenis parang pada pukul 04.00 WIT. Menurutnya, para pelaku merupakan kelompok yang berseberangan dengan pihak TNI.

"Karena apa? Wilayah itu tadinya jujur, dipengaruhi oleh kelompok-kelompok yang berseberangan dengan TNI," ujarnya.

Meski demikian, dia mengungkapkan, selama ini situasi dan kondisi di Papua Barat secara umum dalam keadaan aman, damai, dan kondusif. Bahkan, katanya, seiring dengan adanya pemekaran wilayah daerah tersebut, Kodam XVIII/Kasuari juga melakukan pengembangan organisasi sampai ke tingkat koramil. Tujuannya, untuk menjaga situasi keamanan dan melakukan pembinaan wilayah.

Salah satu hasil pengembangan itu adalah Pos Persiapan Koramil Kisor, Distrik Aifat Selatan yang diserang. Cantiasa menyebut, pos ini telah beroperasi sejak akhir tahun 2019 dan keberadaannya diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar.

"Selama ini juga pembinaan teritorial berjalan dengan baik, masyarakat, tokoh-tokoh aparat di sana semuaya diterima dengan baik, anggota pos yang bertugas juga sangat welcome dengan masyarakat. Mereka tidak pernah menyakiti rakyat ataupun konflik dengan masyarakat," ungkap dia.

Namun, ia menilai, kondisi ini justru diduga membuat pihak lainnya merasa tidak puas maupun iri. Sehingga, menimbulkan aksi penyerangan terhadap Pos Persiapan Koramil Kisor.

 

Cantiasa mengungkapkan, akibat penyerangan ini, empat anggotanya meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka berat. Sedangkan lima personel berhasil selamat dari penyerangan itu.

Dia menambahkan, pihaknya juga akan segera mengevakuasi jenazah personel yang gugur maupun luka akibat penyerangan tersebut. Selain itu, sambung Cantiasa, pihaknya pun tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menangkap para pelaku yang langsung melarikan diri setelah menyerang Pos Koramil Kisor.

"Kita sedang terus identifikasi mereka, ke mana mereka melarikan diri," tuturnya.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom angkat bicara mengenai penyerangan Pos Koramil di Kampung Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (2/9) dini hari. Sebby menyebut, pihaknya bertanggungjawab atas penyerangan yang menewaskan sejumlah anggota TNI tersebut.

"Panglima Kodap (Komando Daerah Pertahanan) 4 Sorong Raya TPNPB-OPM bertanggungjawab atas penyerangan ini dan ini adalah pembebasan nasional Papua Barat yang dilakukan oleh pimpinan dan pasukan TPN di seluruh tanah Papua di bawah Komando Nasional Panglima Jenderal Goliath Tabuni," kata Sebby dalam rekaman suara yang diterima Republika, Kamis (2/9).

Menurut dia, perang pembebasan nasional Papua tidak akan berhenti sampai disini. Namun, jelas Sebby, aksi serupa akan berlanjut di seluruh wilayah Papua.

"Di semua Kodam kapan saja perang akan mulai," ujarnya.

Oleh karena itu, Sebby meminta kepada pemerintah Indonesia agar tidak lagi melakukan operasi militer di wilayah-wilayah permukiman masyarakat sipil untuk mengejar TPNPB.

photo
Ilustrasi Otsus Papua Jilid II - (republika/kurnia fakhrini)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement