Senin 18 Oct 2021 17:27 WIB

RI dan Malaysia Soroti Potensi Perlombaan Senjata

RI dan Malaysia menyoroti meningkatnya rivalitas kekuatan besar di wilayah ASEAN

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah di Gedung Pancasila Kemenlu RI, Senin (18/10)
Foto: Kemenlu RI
Pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah di Gedung Pancasila Kemenlu RI, Senin (18/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Saifuddin Abdullah berkunjung ke Jakarta untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RI Retno Marsudi, Senin (18/10). Retno mengatakan pertemuan membahas isu terkait dinamika kawasan khususnya meningkatnya rivalitas kekuatan besar.

Menurut Retno kedua negara sepakat bahwa upaya menjaga kawasan yang damai dan stabil harus dilakukan. "Kita berdua tidak menghendaki dinamika saat ini mengakibatkan tensi perlombaan senjata dan juga power projection," ujar Retno dalam konferesni pers secara visual bersama dengan Saifuddin, Senin (18/10).

Baca Juga

Retno menegaskan situasi ini tidak akan menguntungkan siapa pun. Karena itu, kedua negara sepakat untuk memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN.

"Di saat yang sama, kami meminta seluruh mitra ASEAN berkontribusi bagi stabilitas, keamanan, perdamaian, dan kesejahteraan kawasan dengan tetap menghormati hukum internasional," ujar Retno.

Saifuddin mengatakan Malaysia dan Indonesia khawatir akan ada pengerahan kekuatan sebuah negara di luar wilayahnya. Meski kedua menlu tidak menyebut tentang Pakta dari AUKUS tentang kapal selam secara langsung, tapi perbincangan tersebut merujuk pada pakta tersebut.

"Walaupun negara tersebut hanya menyatakan ini adalah kapal selam berkekuatan nuklir tapi tak bersenjata nuklir, kami berdua telah menyatakan kerisauan dan kegusaran," ujar Saifuddin pada kesempatan yang sama.

"Karena ini bisa memicu pihak lain untuk datang lebih leluasa ke wilayah ASEAN dan Laut China Selatan," ujarnya menambahkan.

Bulan lalu, AS, Inggris. dan Australia mengumumkan pembentukan aliansi keamanan yang akan membantu melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir. Aliansi ini akan membentuk kembali hubungan di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya.

Di bawah pengaturan tersebut, Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir menggunakan keahlian AS. Para ahli mengatakan kapal selam nuklir akan memungkinkan Australia untuk melakukan patroli lebih lama dan memberi aliansi itu kehadiran militer yang lebih kuat di kawasan itu.

Kedua Menlu juga membahas soal Laut China Selatan. Keduanya mengutamakan kepentingan masing-masing negara di kawasan perairan tersebut.

Saifuddin bertandang ke Jakarta juga untuk mempersiapkan kunjungan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob ke Indonesia akhir tahun ini. Anggota ASEAN adalah Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Brunei adalah ketua blok tahun ini. ASEAN juga memiliki kemitraan formal dengan beberapa negara termasuk Australia, China, Kanada, Selandia Baru, Korea Selatan dan Pakistan, serta Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement