Rabu 16 Feb 2022 03:02 WIB

Mitsubishi Heavy Industries dan ITB Kolaborasi Dorong Dekarbonisasi di Indonesia

Mitsubishi dan ITB melakukan penelitian bersama terkait solusi energi bersih

Mitsubishi Heavy Industries, Ltd (MHI) telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Institut Teknologi Bandung, Indonesia (ITB) untuk melakukan penelitian bersama terkait solusi energi bersih yang akan mendorong dekarbonisasi di Indonesia.
Foto: Mitsubishi Heavy Industries
Mitsubishi Heavy Industries, Ltd (MHI) telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Institut Teknologi Bandung, Indonesia (ITB) untuk melakukan penelitian bersama terkait solusi energi bersih yang akan mendorong dekarbonisasi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mitsubishi Heavy Industries, Ltd (MHI) telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Institut Teknologi Bandung, Indonesia (ITB) untuk melakukan penelitian bersama terkait solusi energi bersih yang akan mendorong dekarbonisasi di Indonesia. Kegiatan akan mencakup studi kelayakan, investigasi, validasi, dan teknologi litbang yang akan menggerakkan transisi energi negara. MOU tersebut akan berlaku selama lima tahun, dan hasil penelitiannya akan menjadi landasan diskusi untuk mendirikan pusat litbang bersama di Indonesia.

Penandatanganan MOU tersebut dilakukan secara daring pada 7 Februari dan dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Y.M. Heri Ahmadi; Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Y.M. Kenji Kanasugi; Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah; dan Kepala Kantor Pusat Transisi Energi dan Tenaga MHI, Ken Kawai.

Baca Juga

Kepala Kantor Pusat Transisi Energi dan Tenaga MHI Ken Kawai mengatakan MHI telah menjadi yang terdepan dalam mendukung transisi energi Indonesia selama hampir setengah abad. "Melalui kemitraan berkelanjutan dengan ITB ini, kami berupaya mengembangkan solusi energi bersih yang akan mempercepat dekarbonisasi di Indonesia. Saya menantikan kerja sama yang bermanfaat dengan ITB untuk mencapai emisi nol bersih kami,” ujarnya dalam siaran pers.

Rektor ITB, Reini Wirahadikusumah mengatakan selama dua tahun terakhir, mereka berkolaborasi dengan MHI untuk melakukan studi kelayakan tahap lanjutan dalam bidang energi bersih, khususnya evaluasi amonia dan co-firing biomassa dari aspek finansial dan teknis. "Saya percaya aktivitas ini akan bermanfaat bagi industri kelistrikan Indonesia. Saya harap tindak lanjut dari MOU ini dapat menciptakan ide-ide dan rekomendasi bermanfaat bagi perjalanan dekarbonisasi Indonesia,” katanya.

 

MOU sebelumnya antara MHI dan ITB1 memungkinkan studi kelayakan bersama tentang sumber energi baru seperti hidrogen dan amonia, serta sistem kontrol kualitas udara (AQCS) dan solusi microgrid. Sejak MOU ini ditandatangani pada tahun 2020, MHI dan ITB juga berkolaborasi dalam pelatihan insinyur masa depan Indonesia dengan melakukan kuliah bersama pada topik-topik seperti analisis big data, biomassa, siklus gabungan gasifikasi terintegrasi, hidrogen dan AQCS.

MOU baru ini hadir di tengah peningkatan upaya Indonesia untuk mendekarbonisasi sektor energinya; terbukti dalam komitmennya baru-baru ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai penggunaan energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 20252.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement