Tradisi Perang Ketupat Sambut Ramadhan Kembali Lagi di Tempilang

Red: Ani Nursalikah

Senin 28 Mar 2022 14:34 WIB

Pembuat sekaligus penjual musiman membuat cangkang ketupat di Pasar Sleko, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (14/5/2021). Foto: ANTARA/Siswowidodo Pembuat sekaligus penjual musiman membuat cangkang ketupat di Pasar Sleko, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (14/5/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA BARAT -- Perang ketupat untuk menyambut bulan suci Ramadhan kembali digelar di Desa Tempilang, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (28/3/2022).

Tradisi tersebut kembali setelah selama dua tahun berturut-turut tradisi itu tidak bisa dilaksanakan karena pandemi Covid-19. "Alhamdulillah tahun ini perang ketupat kembali digelar setelah dua tahun tradisi warga daerah ini tertunda karena Covid-19," kata Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah saat membuka acara perang ketupat di Tempilang, Senin.

Baca Juga

Ia mengemukakan pentingnya peran para generasi muda dalam upaya pelestarian budaya daerah, termasuk tradisi menyambut Ramadhan dengan perang ketupat. "Penting bagi generasi muda untuk ikut serta melestarikan budaya agar perang ketupat ini dapat dikenal di tingkat global," katanya.

Sementara itu, Bupati Bangka Barat Sukirman menyampaikan terima kasih kepada pemerintah provinsi, perusahaan, dan perorangan yang membantu penyelenggaraan perang ketupat. "Tanpa adanya dukungan moril dan materiil ini, perang ketupat belum tentu dapat terlaksana," katanya.

Ketua Adat Tempilang Keman mengatakan selain untuk menyambut Ramadhan, tradisi perang ketupat dilaksanakan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar warga Tempilang dihindarkan dari bahaya dan hal-hal yang buruk. "Perang ketupat ini bertujuan agar kampung menjadi aman dan terhindar dari hal-hal buruk," katanya.