Jumat 01 Apr 2022 06:41 WIB

Kementan Berkomitmen Bantu Petani Kopi Rejang Lebong

Kopi Rejang Lebong adalah komoditas unggulan yang telah memenangkan kontes kopi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja merapikan biji kopi sesudah dipanggang di tempat pengolahan biji kopi tradisional. Kopi Rejang Lebong adalah komoditas unggulan yang telah memenangkan kontes kopi. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pekerja merapikan biji kopi sesudah dipanggang di tempat pengolahan biji kopi tradisional. Kopi Rejang Lebong adalah komoditas unggulan yang telah memenangkan kontes kopi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan akan terus memberikan bantuan bagi petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Bantuan diharapkan bisa meningkatkan produksi kopi yang dihasilkan petani di daerah itu.

Koordinator Pascapanen Direktorat Pengelola Hasil Perkebunan Kementan M Unggul Ametung mengatakan daerah itu selain memiliki potensi perkebunan aren juga perkebunan kopi yang cukup luas sehingga menjadi komoditas unggulan. "Kita sudah banyak bantu untuk pengembangan yaitu perluasan areal, setiap tahun kita terus tingkatkan luasannya. Kemudian peralatan unit pengolahan hasil atau UPH selain peralatan juga kita bantu bangunannya," kata dia saat berkunjung ke Rejang Lebong, Kamis (1/4/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan bantuan yang diberikan kepada petani kopi di wilayah itu serta daerah lainnya akan diberikan terus dalam setiap tahun. Tujuannya agar petani bisa meningkatkan produksi dan daya saing sehingga bisa meningkatkan pendapatan. Selain itu Kementan juga akan memperjuangkan bantuan alat pengolahan termasuk bahan bakar pengolahan kolang-kaling. Kolang kaling merupakan komoditas ekspor asal Rejang Lebong dengan tujuan Filipina.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong Zulkarnain mengatakan luasan perkebunan kopi di Kabupaten Rejang Lebong saat ini mencapai 30 ribu hektare. Perkebunan kopi tersebar di 14 dari 15 kecamatan dengan rata-rata produksi 907 kg per hektare setiap tahunnya.

"Untuk rata-rata produksi per hektare kita masih kalah dengan daerah lainnya yang sudah mencapai empat ton per hektarenya. Faktor penyebab rendahnya produksi kopi kami karena usia sebagian kebun kopinya sudah tua dan penanganan di tingkat petani belum maksimal," terangnya.

Menurut Zulkarnai, kopi yang dihasilkan Kabupaten Rejang Lebong cukup dikenal di dunia perkopian nasional dan mancanegara. Kopi asal daerah itu telah memenangkan kontes kopi baik tingkat nasional maupun internasional seperti ajang kontes kopi di Paris. Kopi asal Bermani Ulu berhasil meraih medali emas.

Selain itu kopi luwak arabika Kaba Mountain juga memenangkan ajang Indonesian specialty coffee tingkat internasional di Surabaya pada2020 lalu. Pada awal 2022 kopi tersebut juga menjadi juara kontes kolaborasi kopi tingkat nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement