Jumat 08 Apr 2022 13:03 WIB

Harga Migor Meroket, Demokrat Desak Mendag M Lutfi Mundur

Didi Irawadi menyindir Mendag pernah bilang ada mafia minyak goreng.

Rep: Mabruroh/ Red: Erik Purnama Putra
Anggota Fraksi Demokrat DPR Didi Irawadi Syamsuddin.
Foto: Dok DPR
Anggota Fraksi Demokrat DPR Didi Irawadi Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi Demokrat DPR Didi Irawadi Syamsuddin mendesak Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi segera mundur. Desakan itu muncul lantaran Partai Demokrat menganggap, Mendag Lutfi tidak bisa mengatasi harga minyak goreng (migor) yang terus meroket dan mencekik masyarakat bawah.

"Langkanya dan mahalnya kebutuhan pokok, apalagi meroketnya harga minyak goreng yang sudah berbulan-bulan terjadi, tanda Menteri Perdagangan memang tidak mampu mengatasi masalah," ujar Didi dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (8/4).

Baca Juga

Sejak Lutfi mencabut harga eceran tertinggi (HET), sambung dia, migor memang tidak lagi langka dan sudah bisa ditemukan dengan mudah di supermarket mana pun. Tetapi, harganya yang berkali-kali lipat juga memberatkan masyarakat kalangan bawah. "Menteri Perdagangan sudah harus mundur," ucap anggota Komisi III DPR tersebut.

Didi menyampaikan, bukankah fenomena itu sudah jelas ada yang mempermainkan migor tersebut. Ditambah lagi, kata dia, Lutfi sebelumnya sempat berbicara mengenai mafia migor. "Dugaan mafia minyak goreng yang sudah jelas tidak bisa diatasi apakah tidak membuat malu sang menteri? Apalagi sang menteri juga pernah bilang ada mafia minyak goreng tersebut," ujar Didi.

Dia berharap, pemerintah segera menemukan solusi atas permasalahan migor tersebut. Didi menginginkan agar ada pemimpin yang bisa mengatasi para mafia migor. "Saat ini rakyat menunggu solusi soal minyak goreng dan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya. Harus ada pemimpin kuat yang bisa sikat para mafia tersebut. Selanjutnya bisa atasi dan menata kembali kebijakan terkait harga yang tidak terjangkau itu," jelasnya.

Dia juga menyindir pemerintah yang tidak bisa menyediakan migor terjangkau bagi masyarakat. Padahal, Indonesia dikenal sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. "Ironis, di negeri yang sawitnya melimpah ruah, produsen kelapa sawit (CPO) terbesar dunia. Justru rakyatnya harus membeli sangat mahal minyak gorengnya," ucap Didi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement