Sabtu 30 Apr 2022 04:48 WIB

Pertumbuhan Facebook Melambat Signifikan, Mark Zuckerberg Tetap Ngotot Bangun Metaverse

Mimpi besar Mark Zuckerberg untuk membawa perusahaannya, Meta ke ranah Metaverse sejak Oktober tahun lalu membuat saham perusahaannya terpukul keras.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Facebook's founder and CEO Mark Zuckerberg reacts as he speaks at the Viva Tech start-up and technology summit in Paris, France, May 24, 2018. (Reuters/Charles Platiau)
Facebook's founder and CEO Mark Zuckerberg reacts as he speaks at the Viva Tech start-up and technology summit in Paris, France, May 24, 2018. (Reuters/Charles Platiau)

Mimpi besar miliarder Mark Zuckerberg untuk membawa perusahaannya, Meta ke ranah Metaverse sejak Oktober tahun lalu membuat saham perusahaannya terpukul keras. Alhasil, Zuckerberg mengatakan bahwa Meta kedepannya akan memperlambat langkah beberapa investasi karena tingkat pertumbuhan bisnis.

Hal tersebut disampaikan Zuckerberg selama panggilan pendapatan kuartal pertama perusahaan Rabu, sebagaimana dikutip dari The Verge di Jakarta, Kamis (28/4/22).

Laba Meta untuk kuartal pertama turun 21 persen dari tahun lalu menjadi USD7,5 miliar (Rp108 triliun). Pendapatan perusahaan naik 7 persen menjadi USD27,9 miliar (Rp403 triliun) menjadi tingkat pertumbuhan paling lambat sejak perusahaan go public satu dekade lalu. Kisaran biaya targetnya untuk tahun 2022 diturunkan sebesar USD3 miliar (Rp43 triliun).

Baca Juga: Mark Zuckerberg Bikin Toko Fisik Meta yang Jual Peralatan ke Dunia Metaverse, Tertarik Beli?

Namun, Zuckerberg masih menghabiskan miliaran tahun untuk membangun perangkat dan perangkat lunak metaverse. Ia yakin metaverse pada akhirnya akan sebesar internet seluler.

Divisi Reality Labs dari Meta yang membuat headset Quest VR dan kacamata AR masa depan memiliki sekitar 17.000 karyawan dan kehilangan hampir USD3 miliar (Rp43 triliun) pada kuartal terakhir saja. Investor Meta saat ini tidak nyaman dengan tingkat pengeluaran seperti itu, terutama ketika hasilnya masih bertahun-tahun lagi.

Zuckerberg mengungkapkan bahwa dia telah menghabiskan USD10 miliar (Rp144 triliun) per tahun untuk Reality Labs. Dia mengharapkan investasi itu tumbuh meskipun belum melihat pengembalian sampai setidaknya paruh kedua dekade ini.

Ditambah lagi, Facebook tumbuh lebih lambat dari sebelumnya karena pengguna generasi muda telah meninggalkan layanan atas persaingan dengan TikTok. Sekaligus perubahan pelacakan iklan Apple telah membuat Meta kehilangan pendapatan lebih dari USD10 miliar. Dan regulator telah memblokir kemampuan Zuckerberg untuk membuat akuisisi besar dan transformatif di media sosial yang dapat mendorong pertumbuhan lagi.

Meski Facebook masih tumbuh, tapi pertumbuhan ini melambat secara signifikan. Setelah melaporkan penurunan pertama kalinya dalam pengguna harian untuk kuartal keempat tahun 2021, aplikasi biru ini hanya berhasil meningkatkan pengguna harian hanya 4 persen menjadi 1,96 miliar pada kuartal terakhir, sementara pengguna harian di Instagram, WhatsApp, dan Facebook naik sedikit dari 2,82 miliar menjadi 2,87 miliar.

Zuckerberg masih optimis Reels Instagram bisa menyaingi TikTok karena menyumbang 20 persen waktu yang dihabiskan di Instagram.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement