Selasa 10 May 2022 20:03 WIB

Moeldoko Ajak Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara Waspadai Radikalisme

Moeldoko contohkan situasi yang terjadi di Timur Tengah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima kedatangan pengurus Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (10/5). Dalam pertemuan tersebut, Moeldoko mengajak MAKN ikut mewaspadai isu intoleransi dan radikalisme.

Menurutnya, masyarakat adat kerajaan nusantara memiliki kekuatan besar dalam membangun karakter bangsa yang bisa menjadi modal besar untuk menangkal ajaran atau paham radikal. “Kita semua harus ikut terlibat dalam menjaga ini (NKRI). Karena kemampuan pengetahuan saja tidak ada artinya jika semua sudah terjadi. Seperti yang terjadi di Timur Tengah,” kata Moeldoko dikutip dari siaran pers KSP.

Baca Juga

Karena itu, ia mendorong agar masyarakat bisa membangun kewaspadaan dan kepedulian terhadap sesama. Sebab, kata dia, ancaman intoleransi dan radikalisme memang nyata. Moeldoko juga optimistis, Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) mampu menjadi wadah untuk membangun karakter dan budaya bangsa Indonesia.

Local wisdom masih menjadi arah untuk membangun karakter yang kuat,” ujar Moeldoko.

Sementara itu, Ketua Umum MAKN Eddy Wirabhumi menyampaikan, masyarakat adat kerajaan nusantara berkomitmen menjunjung kebinekaan sebagai upaya menjaga NKRI.  “Kami (MAKN) sangat komitmen soal keutuhan NKRI. Kami juga tidak akan ikut pada politik praktis, tapi ikut pada politik pemerintahan,” jelas bangsawan dari Keraton Kasunan Surakarta tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) juga berharap KSP ikut mengawal janji-janji Presiden Joko Widodo kepada MAKN. Di antaranya yakni soal revitalisasi keraton/istana kerajaan tidak lagi parsial dan penyelesaian atas tanah-tanah adat ulayat yang berada di bawah wilayah kerajaan.“Dari beberapa yang dijanjikan Presiden masih ada yang belum direalisasikan, oleh karena itu kami hadir di sini,” kata Eddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement