Rabu 29 Jun 2022 00:25 WIB

Korsel akan Sepakati Perjanjian Kemitraan Baru dengan NATO

Yoon Suk Yeol akan tanda tangani kerja sama baru antara Korsel dan NATO

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden Yoon Suk-yeol berjanji untuk menandatangani program kerja sama baru antara Korsel dan NATO
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Presiden Yoon Suk-yeol berjanji untuk menandatangani program kerja sama baru antara Korsel dan NATO

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol akan bertemu dengan sekretaris jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (28/6/2022) waktu setempat. Yoon akan berjanji untuk masuk ke dalam program kerja sama baru antara Korsel dan aliansi militer pada paruh kedua tahun ini.

Yoon tiba di Madrid, Spanyol, sehari sebelumnya dalam perjalanan luar negeri pertamanya sebagai presiden. Dia dijadwalkan untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO pada Rabu (29/6/2022) dan juga mengadakan serangkaian KTT bilateral dan multilateral di sela-selanya.

"Madrid adalah titik di mana strategi Indo-Pasifik Korea Selatan, dan rencana keamanan dan perdamaian global bersinggungan dengan konsep strategis baru NATO tahun 2022," kata Yoon saat rapat bersama dengan pejabat pembantunya seperti dilansir laman Yonhap, Selasa.

Menurut pejabat kepresidenan Korsel, dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Yoon akan menjanjikan 100 juta dolar AS dalam bantuan kemanusiaan untuk Ukraina. Selain itu, presiden akan menguraikan rencana Korsel untuk mendirikan misi ke NATO di Brussels, Belgia, di mana organisasi tersebut bermarkas.

"Dia juga akan berjanji untuk menandatangani program kerja sama baru antara Korsel dan NATO pada paruh kedua tahun ini," kata pejabat itu.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, kedua belah pihak akan berusaha untuk membangun kemitraan kerja sama strategis baru di luar bidang militer dan keamanan pada saat dunia menghadapi ancaman keamanan berlapis-lapis dan persaingan keamanan ekonomi yang ketat. Korsel dan NATO pertama kali menjalin kemitraan pada 2006. Keduanya mengembangkan kemitraan lebih lanjut melalui perjanjian dan revisi individu pada 2012, 2017 dan 2019.

Korsel bukan anggota NATO tetapi diundang ke KTT bersama dengan Jepang, Australia dan Selandia Baru sebagai mitra organisasi Asia-Pasifik. Yoon akan menjadi presiden Korsel pertama yang menghadiri KTT NATO.

Misi NATO yang baru di Brussel diharapkan dapat membantu memperkuat pertukaran informasi antara kedua pihak. Misi di masa pemerintahan baru Yoon juga memungkinkan perusahaan pertahanan Korsel untuk berpartisipasi dalam tawaran untuk kesepakatan pertahanan NATO hingga mempromosikan kerja sama dalam menghadapi ancaman keamanan yang muncul, dalam hal ini ancaman Korea Utara, meski tidak menyebutkan secara langsung.

Yoon juga berencana untuk mengadakan pertemuan puncak bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada hari Selasa. Pejabat kepresidenan Korsel mengatakan,  kedua pemimpin akan membahas cara-cara untuk mengembangkan kemitraan strategis yang komprehensif antara kedua negara, yang tahun ini menandai 61 tahun sejak menjalin hubungan diplomatik.

"Baik Korea Selatan dan Australia sedang dalam proses menyusun kebijakan Indo-Pasifik mereka untuk bersama-sama berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran di Asia-Pasifik," kata pejabat itu.

"(Para pemimpin) diharapkan untuk membahas bagaimana Korea Selatan dan Australia berencana untuk mengatur hubungan mereka dengan Cina, bagaimana mereka dapat membangun kemitraan kerja sama yang berorientasi masa depan berdasarkan kepentingan masing-masing dengan Cina dan negara-negara lain di kawasan, sambil menghindari permusuhan. hubungan," tutup pejabat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement