Ahad 21 Aug 2022 21:57 WIB

Rights Issue BSI untuk Akuisisi BTN Syariah, Ini Usul Pakar Ekonomi

Rights issue akan mempercepat langkah BSI untuk menjadi BUKU IV

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penambahan modal melalui rights issue oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dinilai akan memperluas potensi bisnis dan meningkatkan daya saing. Peneliti ekonomi syariah Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, dengan menambah modal, BSI akan memiliki bisnis yang lebih luas.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Penambahan modal melalui rights issue oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dinilai akan memperluas potensi bisnis dan meningkatkan daya saing. Peneliti ekonomi syariah Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, dengan menambah modal, BSI akan memiliki bisnis yang lebih luas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan modal melalui rights issue oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dinilai akan memperluas potensi bisnis dan meningkatkan daya saing. Peneliti ekonomi syariah Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, dengan menambah modal, BSI akan memiliki bisnis yang lebih luas.

"Penambahan modal akan mendorong produk pembiayaan menjadi lebih murah sehingga memberi manfaat positif bagi konsumen," katanya dalam keterangan, Ahad (21/8).

Emiten bank dengan kode BRIS ini juga akan lebih mudah mendapatkan dana murah. Peningkatan dana murah akan berdampak positif pada konsumen karena banyaknya produk pembiayaan yang lebih murah.

Langkah rights issue juga akan mempercepat langkah BSI untuk menjadi BUKU IV. Konsumen akan semakin diuntungkan. Fauziah menilai potensi bisnis masih sangat luas karena saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank.

 

"Ceruk pasar tersebut sangat besar dan belum dioptimalkan oleh bank-bank yang ada saat ini," kata dia.

Terpisah, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, kemungkinan dana hasil rights issue untuk digunakan pada aksi korporasi. Seperti untuk mengakuisisi unit usaha syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Rencana BSI mengakuisisi BTN Syariah ini masih terus hangat dan mendapatkan respons beragam. Kementerian BUMN belum meralat rencana aksi tersebut setelah pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir pada awal tahun ini.

"BRIS belum ketahuan jumlah dananya berapa, tapi kemungkinan ini akan dipakai untuk mengakuisisi UUS BTN," kata Suria.

UUS BTN akan memperkuat posisi sekaligus memperbesar kapasitas BSI. Konsolidasi ini merupakan visi pemerintah untuk terus mendorong penguatan ekonomi dan perbankan syariah melalui BSI.

BSI pun saat ini sedang menunggu untuk mengubah status dari anak usaha BUMN menjadi bank BUMN. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BSI pada Mei 2022, seluruh pemegang saham telah sepakat pemerintah Indonesia memiliki saham Seri A Dwiwarna di perseroan.

BSI akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 September 2022 untuk meminta persetujuan rencana rights issue tersebut. Adapun, ketentuan-ketentuan PMHMETD I, termasuk harga pelaksanaan dan jumlah final atas saham baru yang diterbitkan akan diungkapkan dalam prospektus yang akan diterbitkan pada waktunya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement