Senin 12 Sep 2022 12:39 WIB

Digitalisasi UMKM Diperluas ke Indonesia Timur

UMKM menerapkan teknologi digital agar bisnis mereka meningkat levelnya

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Barista mempersiapkan pesanan kopi pembeli yang dibayar dengan transaksi nontunai QR Code Indonesian Standard (QRIS) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Barista mempersiapkan pesanan kopi pembeli yang dibayar dengan transaksi nontunai QR Code Indonesian Standard (QRIS) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sosialisasi digitalisasi UMKM memasuki tahap ketiga. Untuk meningkatkan akses pemasaran. Kemenkominfo memperluas digitalisasi UMKM ke Indonesia Timur khususnya di Ternate setelah sebelumnya di Sorong dan Jayapura. 

Kemenkominfo pada pekan lalu melalukan upaya tersebut di lereng Gunung Gamalama dan menjembatani dalam penerapan teknologi digital untuk menunjang proses bisnis dan pemasaran. “Kami saat ini sangat-sangat fokus untuk membangun Indonesia Timur sesuai dengan bidang kami, yakni mendorong UMKM untuk menerapkan teknologi digital agar bisnis mereka meningkat levelnya,” kaya Direktur Ekonomi Digital I Nyoman Adhiarna dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (12/9/2022). 

Ibu-ibu pemilik UMKM yang hadir pada acara talkshow tersebut menyambut baik. Pelaku UMKM mengaku bangga dengan pencapaian adopsi teknologi digital yang mereka terapkan dalam bisnis.

Chief Operating Officer Qasir Ivan Hadwin Rarumangkay berkesempatan meberikan penjelasan singkat tentang kelebihan-kelebihan Qasir untuk UMKM. Lalu tak butuh waktu lama peserta talkshow langsung menginstall di hp mereka. Qasir merupakan applikasi pembukuan dan pencatatan kas yang diperuntukan bagi UMKM.

 

“Kami memang mendesain Qasir menjadi applikasi untuk UMKM. Dapat dilihat dari desainnya yang user friendly, mudah dipelajari dan digunakan, serta harga yang sangat-sangat terjangkau bagi UMKM. Yakni kurang lebih seribu rupiah saja per hari. Saya juga baru membuka data, Ternate adalah salah satu kota dengan user Qasir terbanyak jika dilihat dari landscape wilayah dan jumlah UMKM-nya”, jelas Ivan.

Divisi Bisnis Digital BRI Insurance Sara San Siska Manurung juga membeberkan produk asuransi khusus bagi UMKM yang juga ramah di kantong. Banyak peserta talkshow langsung mengunduh aplikasi BRINS Mobile setelah mendengar penjelasan soal premi yang hanya Rp 40 ribu per tahun.

Adhiarna mengaku bangga melihat antusiasme para peserta mengadopsi teknologi baru. “Jika UMKM di berbagai daerah seperti ini, saya yakin UMKM akan lebih cepat tumbuh dan berkembang, melampuai perkiraan kami. Tentu saja ini menjadi cambuk bagi Direktorat Ekonomi Digital untuk membuat program-program yang lebih baik dan lebih tepat untuk mendampingi UMKM”, ucap Adhiarna.

Ketua Koordinator Kajian dan Survei Dampak UMKM Kemenkominfo Puti Adella Elvina juga memborong semua produk-produk hasil olahan yang dibawa oleh peserta. Tak sekedar memberikan apresiasi, Puti juga mendorong pemakaian teknologi pembayaran digital.

Puti mengatakan bagi yang mendapatkan pendampingan UMKM Go Online Scale up masih terbuka lebar. Selain lewat online, pelatihan juga bisa dilakukan di basecamp fasilitator di Kantor Lurah Jati.

“Di sana tersedia prasarana pelatihan dan sembilan orang fasilitator yang siap mendampingi baik online maupun offline. Bahkan jika Yaya (Ibu) sibuk, nanti fasilitator yang akan datang ke lokasi usaha Yaya,” jelas Puti. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement