Kamis 03 Nov 2022 21:41 WIB

Ini Manfaat Bermain Teka-Teki Silang bagi Lansia

Tidak sedikit lansia yang menghabiskan waktunya bermain teka-teki silang.

Tidak sedikit lansia yang menghabiskan waktunya bermain teka-teki silang.
Foto: EPA-EFE/NARENDRA SHRESTHA
Tidak sedikit lansia yang menghabiskan waktunya bermain teka-teki silang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan kognitif ringan merupakan hal yang umum ditemukan pada lansia. Dalam kondisi seperti ini, permainan teka-teki silang atau TTS bisa membantu memperlambat penurunan gangguan kognitif pada lansia.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi berskala kecil yang melibatkan 107 lansia dengan gangguan kognitif ringan sebagai partisipan. Oleh tim peneliti, para partisipan diminta untuk melakukan permainan TTS selama 18 bulan.

Baca Juga

Selanjutnya, tim peneliti melakukan pengukuran terhadap daya ingat dan kemampuan mental lain dari para partisipan. Tim peneliti lalu mendapati bahwa para partisipan yang melakukan permainan TTS selama 18 bulan menunjukkan perbaikan kecil dalam tes daya ingat dan kemampuan mental lain.

Hal yang sebaliknya terjadi bila lansia diminta untuk melakukan latihan otak yang lebih moderen menggunakan gim komputer. Ketika lansia diminta untuk mengasah otak dengan berbagai gim komputer, rerata skor yang mereka peroleh dalam tes kognitif mengalami penurunan seiring waktu.

Ketua tim peneliti dan profesor di bidang psikiatri dan neurologi dari Columbia University, Dr Davangere Devanand, tak menduga akan mendapatkan hasil seperti ini. Selama melakukan studi, tim peneliti mengira bahwa gim komputer akan lebih superior dibandingkan permainan TTS.

Belum diketahui secara pasti mengapa permainan TTS dapat memberikan performa yang lebih baik dibandingkan gim komputer dalam studi terbaru ini. Akan tetapi, Dr Devanand menilai hal ini bisa terjadi karena permainan TTS lebih mudah dilakukan oleh lansia dengan gangguan kognitif ringan.

Temuan terbaru ini telah dipublikasikan dalam jurnal NEJM Evidence. Terlepas dari temuan ini, tim peneliti mengatakan studi mereka tidak bersifat definitif. Dibutuhkan studi berskala lebih besar untuk memperkuat temuan mereka.

Gangguan kognitif ringan merupakan masalah yang berkaitan dengan kemampuan daya ingat dan berpikir. Gangguan kognitif ringan tak selalu berkembang menjadi demensia. Akan tetapi, sekitar 10-20 persen lansia berusia 65 tahun ke atas yang mengalami gangguan kognitif ringan akan mengalami demensia dalam periode satu tahun.

Beragam studi menemukan bahwa permainan untuk otak bisa membantu orang-orang dengan gangguan kognitif ringan dalam meningkatkan kemampuan daya ingat dan berpikir. Bila mengacu pada temuan terbaru yang dilakukan Dr Devanand, melakukan permainan TTS bisa menjadi kebiasaan yang dapat membantu lansia untuk memperbaiki gangguan kognitif ringan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement